Setiap empat tahun sekali, Asian Tribology Council (ATC), menyelenggarakan konferensi ilmiah yang dinamai Asia International Conference on Tribology (ASIATRIB). Pertama kali diadakan di Beijing, China pada tahun 1998, lalu Jeju Island, South Korea pada 2002, Kanazawa, Japan pada 2006, Perth, Autralia pada 2010, dan Agra, India pada 2014. Pada tahun 2018 Malaysia menjadi negara di Asia Tenggara pertama sebagai tuan rumah ASIATRIB, bertempat di Kuching, Sarawak Malaysia pada tanggal 17-20 September 2018. ASIATRIB2018 juga didukung penuh oleh Sarawak Convention Bureau dan International Tribology Council (ITC) dan menjadi ajang prestise didunia Tribology Asia.
Indonesia juga turut berpartisipasi pada ajang level internasional tersebut, Naomi Almaida, dan Bayu Siswo Wibowo, mahasiswa program studi S1 Teknik Mesin dari Universitas Diponegoro menjadi salah satu peserta termuda yang mengikuti ajang tersebut, berjajar dengan Master, Doktor, dan Professor dari Universitas terbaik dunia seperti Imperial College London, Twente University dan lain-lain. Naomi Almaida sebagai yang termuda, menyajikan makalah berjudul “An Investigation into cavitation modelling effect on pressure distribution of inclined lubricated contacts using CFD” mendapatkan atensi yang luar biasa dari peserta lain.
Sedangkan, Bayu Siswo Wibowo menyajikan makalah dengan judul “A three-dimensional computational fluid structure interaction analysis in the hip joint prostheses during salat activity”. Dalam perhelatan tersebut terdapat tiga penghargaan, Young Tribologist Best Paper Award, Best Poster Presentation Award dan Travel Grant (IFToMM Young Delegates Award). Dengan makalah tersebut, Bayu mendapatkan gelar Young Tribologist Best Paper Award Bersama keempat peserta lain seperti, Shuhei Ishikawa dari Kansai University, Japan; Ahmad Afiq Pauzi dari TNB Reseach Sdn Bhd, Malaysia; Hiroaki Maeda dari Tokyo University of Science, Japan; dan Mohd Hafis Sulaiman dari Universiti Malaysia Pahang, Malaysia. Menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dan satu-satunya mahasiswa S1 tidak lantas membuat dia berpuas hati, menurutnya, penghargaan tersebut menjadi sebuah amanah dan tantangan untuk dirinya mengispirasi mahasiswa lain agar lebih aktif di bidang riset.
Bayu berpendapat unsur kebaruan dari tulisannya menjadi faktor penting penilaian oleh dewan juri. Dia juga berpendapat selama ini belum banyak penelitian yang membahas performa artificial hip joint dibawah kondisi pembebanan salat. Dia bercerita sempat mendapat kesulitan pada awal penulisan namun atas bimbingan Dr. Mohammad Tauviqirrahman dia dapat memperbaiki substansi tulisannya hingga akhirnya mendapat penghargaan tersebut. Bayu berharap dapat mengembangkan penelitiannya lebih lanjut agar nantinya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan produk artificial hip joint buatan dalam negeri.
Penelitian tersebut merupakan masterplan dari jajaran peneliti laboratorium Engineering Design and Tribology Universitas Diponegoro. Mereka ingin mengembangkan artificial hip joint buatan Indonesia yang dapat mengakomodir kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia termasuk salat, yang selama ini luput dari pengembangan peneliti dunia. Bayu, sebagai salah satu anggota laboratorium tersebut berharap agar mahasiswa seusianya untuk membangun Indonesia melalui riset yang berkualitas.